Daya Beli Menurun Picu Lonjakkan Mobil Murah?

Jakarta, KompasOtomotif - Pelemahan daya beli konsumen karena kenaikan harga BBM bersubsidi yang diambil pemerintah era Joko Widodom langsung berdampak pada penjualan mobil di November dan Desember 2014. Situasi ini diprediksi tetap berlanjut tahun depan, seiring kenaikan suku bunga kredit mobil baru yang beracuan kenaikan BI Rate menjadi 7,75 persen.
 
Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gaikindo mengatakan, potensi terjadinya pergeseran pasar dari pengguna low MPV ke produk LCGC terbuka jika daya beli masyarakat melemah. Tapi, pergeseran ini dinilai sosok yang juga menjabat Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) tersebut sebagai suatu yang mutlak terjadi.
 
"Tahun ini, porsi penjualan LCGC terhadap pasar mobil nasional hanya 13 persen. Kalau pun terjadi pergeseran, jumlahnya saya perkirakan tidak akan banyak, paling besar jadi 15 persen saja tahun depan (2015)," jelas Sudirman di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (17/12/2014). 
 
Perbedaan karakter konsumen antara low MPV yang mencakup porsi pasar terbesar di Indonesia dengan LCGC, menjadi penyebab pergeseran ini tidak mutlak terjadi. Karakter konsumen Indonesia yang masih menginginkan mobil bermuatan banyak, seperti yang ditawarkan MPV bawah, tidak bisa dipenuhi oleh produk mobil murah.
 
Selain itu, beberapa merek pemasar mobil murah di Indonesia, seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio Satya sudah mulai menaikkan banderol sesuai izin pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, berdasarkan kenaikan inflasi. Menyusul, Suzuki Karimun Wagon-R, Datsun Go dan Go+ dipastikan juga akan mengerek harganya awal 2015.

Related Posts:

0 Response to "Daya Beli Menurun Picu Lonjakkan Mobil Murah?"

Posting Komentar